Sinopsis :
Di suatu sekolah yang awalnya damai nan asri, terjadi pembantaian dimana mana, dan masih menjadi misteri siapa pembunuh mereka yang sebenarnya, hari demi hari, satu demi satu korban berjatuhan, dan mirisnya mereka terbunuh dengan mengenaskan.
Penulis Cerita : Andri Diah Susanto
SEMUA PART TERSEDIA
Semakin terasa sepi. Hari demi hari banyak siswa yang keluar sekolah. Beberapa hari ini tak di temukan kasus pembunuhan lagi, namun suasana makin sepi dan mencekam. Hingga kini aku masih menerka nerka, apa benar ini semua ulah rendi, kecurigaan ku makin besar setelah ku melihat malam itu dia di sekolah.
Pagi ini ku memulai aktivitas ku seperti biasa, berangkat ke sekolah sebagai kewajiban ku, karena makin sedikit nya murid, akhirnya anak XI IPA di jadikan satu kelas.
Aku masuk kelas dan ku lihat ada indah disana, dia terdiam seperti orang kebingunan.
"Hai ndah." sapa ku yang memecah keheningan.
"Ehh.. Hai ndre" jawabnya
"Sendirian? Aku boleh duduk disini?" tanyaku basa basi.
"Boleh aja kok. Duduk aja." balas nya dengan senyum hangat.
Bel masuk, dan pelajaran pun di mulai. Kali ini rendi kembali terlihat, dia duduk paling belakang sebelah jendela. Tak berapa lama kemudian aku mengajak rendi dan indah untuk ke kantin bersama, karna jam istirahat tlah berbunyi. Namun rendi menolak untuk itu dan memilih di kelas saja, akhirnya aku dan indah ke kantin.
"Mau pesen apa ndah? Biar aku yang pesen sekalian?" tanyaku.
"Terserah kamu aja, yang penting minum nya jus jeruk."
"Yaudah, kamu mau bakso?" tanyaku kembali.
"Boleh deh, yang pedes ya."
Aku pun memesan pesanan. Setelah selesai makan, kami kembali ke kelas, hanya tertinggal rendi disana, karena memang belum jam nya masuk pelajaran. Bel masuk pun kembali berdering, tanda mulainya kembali pelajaran. Jam biologi, karena hari ini gurunya baru, aku dan beberapa murid lain menjadi agak bosan.
Hingga tak sadar, jam pulang telah tiba.
Semua murid berhamburan keluar untuk pulang, begitupun aku. Ku lihat indah sedang bingung seperi mencari sesuatu.
"Hoyy. Cari apa?" suaraku yang berhasil kagetkan indah
"Ihh.. Apaan sih, nunggu jemputan ndre. Kamu gabisa ya kalo ga bikin aku kaget mulu" jawabnya dengan nada jutek.
"Galak amat. Cepet tua tau rasa kau." ledek ku sembari tertawa.
"Yaudah, yok sama aku. Lagian kan se arah juga pulang nya" tambah ku.
"Kalo jemputan ku datang gimana dong?" jawabnya yang agak ragu.
"Yaudah. Aku pergi duluan, Dadah bau.. Haha." Ejek ku sambil tertawa.
"Ehh ndre. Iya deh aku bareng kamu aja."
"Yaudah sini.."
Kami pun pulang bersama. Tak lama kemudian aku pun sampai di rumah indah.
"Makasi ya ndre." jawabnya sembari melempar senyum nya.
"Iyahh ndah, ku pulang dulu ya." jawab ku.
"Yaudah hati hati."
"Oke.." jawabku singkat.
karena hari sudah mulai sore, aku memutuskan untuk langsung pulang. Keesokan pagi nya aku berangkat lebih pagi, karena hari ini ada ulangan dan aku blom belajar. Aku sampai di sekolah jam 05:50, aku bergegas ke kelas untuk belajar yang santai dan sunyi. Sampai depan kelas, betapa terkejutnya aku, melihat sahabatku rendi tewas di bangku kelas paling belakang.
"Rendi..?" kaget ku
Mendadak sekujur tubuh gemetar dan aku bingung mau berbuat apa, melihat mayat rendi yang terikat di bangku sekolah dengan kepala yang di penggal dan tergantung di tembok. Badan seolah tak bisa bergerak melihat kejadian itu, akhirnya aku lari keluar kelas dan kembali ke gerbang sekolah untuk menunggu teman yang lain.
Aku menelpon polisi untuk memberitahu ada kejadian lagi di sekolah ini, setelah beberapa saat, murid murid berdatangan dan terdengar sirine polisi yang datang ke sekolah. Akhirnya kelas kami di pindah karena kelas lama di gunakan untuk identifikasi mayat rendi beserta mencari bukti si pembunuh.
Bel masuk berdering, aku dan murid lain di paksa masuk karena jam ulangan dan tidak pedulikan polisi polisi itu, aku sebangku kembali dengan indah. Namun kali ini ia terlihat aneh, ada raut wajah takut dangan sedikit tegang disana. Aku fikir ini hal biasa, aku pun melanjutkan soal ulangan ku. Tak berapa lama jam ulangan pun usai, bel ustirahat pun tiba.
Semua murid berhamburan keluar, begitupun dengan aku yang penasaran ingin melihat polisi tadi. Ternyata polisi itu sudah tak ada disana, yang tersisa hanya ruangan yang di segel garis polisi.
"Lalu kecurigaan ku selama ini salah orang dong, lantas siapa pembunuh dari mereka mereka semua?" batin ku sembari berjalan kembali ke kelas.
Ada indah di kelas, dia sedang asik membaca buku, dia memang cukup cerdas, cantik, tapi memang cuek.
Aku kembali ke tempat duduk ku, karena pelajaran kembali di mulai. Setelah aku mengikuti pelajaran, tak berapa lama bel pulang pun berdering. Semua murid berhamburan keluar, namun di ruang guru terlihat banyak orang disana. Ku putuskan untuk mendekat dan melihat ada apa disana, rupanya para orang tua protes agar sekolah ini di bubarkan, namun tak satupun guru yang mau akan hal itu, karena percakapan mereka tak teralalu jelas dan terlalu ramai, aku pulang saja.
Di jalan aku bertemu dengan indah tang pulang jalan kaki sendirian.
"Ndah?" sapa ku.
"Ehh, iya ndre?" balas nya.
"Sendirian aja? Yang biasa jemput kemana?" tanyaku.
"Hehee. Gak ada yang jemput, semua orang di rumah lagi keluar kota, jadi ku jalan deh." paparnya panjang lebar.
"Yaudah, sini ku antar pulang" tawar ku.
"Boleh deh, maaf ngerepotin kamu mulu."
"Iyahh, lagian juga searah kan.."
Kami pun pulang bersama, tak berapa lama kami pun sampai di rumah indah, dia turun dan berpamitan, aku pun kembali melanjutkan jalanku untuk pulang.
BERSAMBUNG...
Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!