Sabtu, 09 Desember 2017

Terror Di Sekolah Part 6 (END)

Sinopsis : 
Di suatu sekolah yang awalnya damai nan asri, terjadi pembantaian dimana mana, dan masih menjadi misteri siapa pembunuh mereka yang sebenarnya, hari demi hari, satu demi satu korban berjatuhan, dan mirisnya mereka terbunuh dengan mengenaskan.
Penulis Cerita : Andri Diah Susanto
SEMUA PART TERSEDIA
Hari demi hari, aku dan indah semakin akrab. Hingga pada akhirnya kita memutuskan untuk berpacaran.
Pagi ini aku memulai aktivitas ku seperti biasa, karna hari ini hari sabtu aku bisa lebih santai, karena pelajaran di mulai pukul 08:00 pagi. Sampai di sekolah aku merasa biasa saja, ya mungkin karna dah satu bulan lebih tak terjadi hal yang aneh semenjak meninggalnya rendi.

Namun yang masih jadi misteri, siapa pembunuh mereka semua, dan kenapa rata-rata mayat mereka tak di temukan kepala nya. Tak ambil pusing, aku pun masuk ke dalam kelas, ada beberapa murid disana, begitu pun indah. Aku melangkah menemui nya,

"Ndah..? Melamun aja.?" tanya ku, dan suara ku memecah lamunan indah.

"Ehh.. Nggak kok ndre, cuma heran aja.." sahut nya

"Ha..? Heran kenapa ndah.?" tanya ku datar

"Sejak saat itu.. Tak pernah terjadi hal yang aneh di sekolah ini.." jabarnya dengan mata menatap ke jendela sampingnya.

"Hmm.. Kau benar, mungkin ini akhir dari semua terror itu.." kata ku

"Belum.. Ini belum berakhir, semua makin jauh ke dalam misteri ndre.." dia menjawab, dan ku lirik dia.

Tatapan indah kali ini kosong, tak punya arah namun dia hanya terdiam kebingunan sepertinya.

"Maksudmu..?" tanya ku.

"Yaa.. Kau tau sendiri, pelaku saja belum di temukan dan masih berkeliaran disini.." kali ini air mata nya mulai turun.

Aku bingung, sebenarnya semua omongan indah ini semua benar, namun entah angin apa yang memaksa aku untuk bicara bahwa ini sudah berakhir, terror yang sangat mengerikan seperti itu, pembunuhan secara membabi buta, siapa pelakunya?

"Kenapa kau menangis..?" tanya ku heran.

"Aku hanya kasian dengan orang tua mereka yang kehilangan nyawa anaknya, mereka di temulan dengan kondusi mengenaskan tak bernyawa.." tangis nya mulai terdengar

"Iya mau gimana lagi.. Lagi pula tak ada satupun polisi atau seseoramg yang tau pelaku di balik ini.."

Bel masuk pun berbunyi, kita putuskan lanjutkan percakapan ink nanti, dan memulai jam pelajaran.
Tak lama kemudian, jam pelajaran usai, semua siswa berhamburan keluar, namun terasa sangat sepi.
Mungkin ini karena semakin berkurang nya murid tiap hari, yaa mungkin orang tua atau bahkan mereka takut untuk menjadi korban selanjutnya.

Aku pun ke kantin sendirian, karena indah ingin baca novel, dan sahabat ku satu satunya sudah tak ada.
Ku lihat disana pun tak se ramai dulu, dan aku kembali karena sudah kehilangan mood untuk jajan.
Ku memutuskan bermain dengan handphone ku di taman, dan ku duduk disana. Selang beberapa saat, bel masuk kembali berdering dan pelajaran kembali di mulai.

Karena hari ini ulangan fisika, aku merasa senang. Karena fisika pelajaran favoritku. Namun beberapa saat tak kunjung datang gurunya. Setelah salah satu murid check, ternyata gurunya izin dan kelas pun di pulangkan.

"Ndah, pulang sama aku yok..?" ajak ku sambil melempar senyum.

"Emm.. Maaf ndre, aku mau ke perpus dulu, mau kerjain beberapa tugas" balas nya

"Yaudah deh, mau di temenin..?" tawar ku

"Hehee.. Nggak usah, takut lama, kamu pulang aja dulu. Nanti aku ada yang jemput kok.." jawabnya dengan raut muka agak aneh.

"Yaudah deh, aku duluan yaa.. Bye ndah.."

"Bye ndree.."

Akupun berjalan ke parkiran untuk ambil motor, sampai disana ku melihat anak kecil yang lari ke arah ku.

"Kakak hati hati ya." sahut anak kecil itu dan dia lari kembali ke arah dia datang.

Mungkin ku fikir anak itu hanya ingetin agar ku pulang berhati hati. Aku starter motor, dan kemudian jalan pulang. Keesokan harinya aku melakukan hal yang biasa ku lakukan, yaa.. Sekolah dong, aku kan pelajar teladan, haha. Sampai di sekolah, aku langsung menuju kelas untuk menemui yang lain. Hanya ada satu orang ternyata.

"Hai nopp.." sapaku.

Nopi ini pelajar yang cukup teladan di sekolah, dia tiap semester tak jatuh dari 5 besar.

"Hai ndree.. Semdirian aja?" sapa nya balik.

"Lahh biasanya sama siapa nopp?" tanyaku heran.

"Terimakasih Ndre.. Emangnya Ndah Kemana?" Sambil Mengambil Bukunya.

"Bentar Lagi Juga Masuk Kok.." Jawabku Santai.

Tiba Tiba..

"Aaaaaaahhhhhhhhh....." Terdengar Suara Teriakan Dari Lorong Sekolah.

Karena Ku Penasaran, Ku Keluar Untuk Liat Ada Apa. Baru Keluar Dari Kelas Dan..

*Bugghhh..

"Aww.." Pekik Siswa Itu Setelah Menabrak Badan Ku.

Dengan Wajah Seperi Ketakutan, Ia Seperti Panik Dengan Sesuatu.

"Knapa Kau, Kurang Kerjaan Amat Lari Lari Di Sekolah.." Kataku.

"Ii..Iitu Kak.. Aa..Ada Potongan Kepala Manusia" Jawabnya Dengan Tersengal Sengal.

"Haa? Apa? Dimana kau lihat itu?" tanya ku kaget.

"Di toilet sebelah gudang.. Dah mau lapor guru dulu aku" katanya sambil lanjutkan perjalanan.

Mendengar itu, aku langsung lari ke toilet yang di maksud. Sesampai disana, betapa terkejut ada banyak kepala dari korban pembunuhan sebelumnya. Disana ku melihat buku yang terselip, berlumur darah yang sudah kering, di sampul buku itu ada tulisan 'indah'.

"Apa ini buku milik nya?" guman ku lirih.

"Hahahaa.. Ternyata kamu sudah tau semuanya.." dengar tawa itu, aku langsung menoleh.

"Indah..?" kataku kaget

"Yaa.. Akulah yang membunuh mereka semua, aku dan rendi ingin menghabisi semua isi sekolah ini." lanjutnya.

"Tapi kenapa.? Lalu kau juga yang membunuh rendi?"

"Iya, Rendi ingin beritahu semua ke kamu, tapi ku gagalkan dan ku bunuh dia duluan."

"Lantas.."

*Sreetttt.

Belum selesai ku bicara, dia menusuk perutku.

"Dan aku tak ingin ada satu orang pun yang tau ini.." bisik nya di telinga ku.

"Ttta..tapi ka..kau kan sayang aku.." lanjut ku sembari menahan sakit.

"Aku tak benar benar sayang padamu, aku cuma ingin tak ada yang tau semua ini"

Mendengar langkah kaki yang berlari mendekat, indah berlari tuk hilangkan jejak. Aku tak mampu mengejar nya dengan bekas tusukan di perutku. Darah terus mengalir dan semua tampak mulai buram di mata ku.
Perlahan mulai gelap dan rasa sakit itu pun lenyap..

TAMAT