Sinopsis :
Bella seorang gadis pintar nan cantik namun harus mati secara misterius di sebuah kamar mandi dalam rumah nya. Alex, Ulfah, Nala, beserta pak tomi merasa ganjil dengan kematian Bella. Mereka yakin Bella mati bukan karena kecelakaan, tapi lebih ke pada pembunuhan. Dengan bermodalkan tekad mereka akhirnya menerobos rumah tua Bella yang sudah di segel garis polisi, bisakah mereka mengungkapkan kebenaran yang terjadi?
Penulis Cerita : Yogitama Kaisar Akbar
PART tayang : Selasa, Kamis, sabtu (20:00)
“Alex!!”
*Splash!
Suara jeritan disertai tawa mengiringi pecah nya sang Surya yang kini tersungkur jatuh ke dalam kegelapan.
“Alex! Alex! Sadarlah Alex!”
Ulfah berusaha menggoncang kan tubuh Alex. Namun, itu adalah hal mustahil jika kepala sudah hancur dari inang nya.
“Alex tidak, aku tidak mau berpisah dengan mu!”
“Ulfah, sudah. Biarkan Alex pergi.” Pak tomi berusaha menarik Ulfah pergi.
“ Ya ulfah, kita harus pergi dari sini. Teror itu masih mengejar kita.”
“DIAM KALIAN SEMUA!!!”
Tiba tiba suara Ulfah berubah menjadi amarah dan matanya merah menyala. Rambut nya yang hitam lurus kini berubah menjadi kusut dan layu.
“KALIAN!! KALIAN TIDAK TAU BETAPA SEDIHNYA KEHILANGAN SEORANG YANG KALIAN CINTAI!!!”
suara ulfah kini menjadi semakin seram, seperti ia menjadi makhluk teror yang lainnya.
“ulfah sudah!! Kami tau bagaimana kehilangan orang yang di cintai! Karena dari it-”
“DIAAAAM!!! DIAAAAM KALIAN SEMUAAAAAA!!!”
“Arkh!!”
Teriakan Ulfah mengeluarkan angin negatif di sekeliling nya. Hingga membuat kami terpental jauh.
“Urkh..! Gragh!!” Pak tomi tersungkur ke tanah sambil memuntahkan sesuatu.
“D-Darah!? Pak tomi kau tidak apa!?” Tanya ku
Aku panik sekali, kini hanya tinggal aku dan pak Tomi yang tersisa. Aku tidak mau tinggal disini sendiri.
Tiba tiba ruangan disini menjadi semakin dingin, aku bisa melihat dari tetesan yang membeku di udara.
Ilusi?
Aku rasa tidak, perasaan ini benar benar nyata.
Lantai tempat Alex dan Ulfah berada mulai retak. Muncul sebuah tangan yang kulit nya sangat pucat.
*Crash!
Lantai yang retak itu meledak seperti gunung yang meletus, membuat ruangan ini di penuhi debu yang menyerupai salju. Ulfah dan Alex terpental hingga pojok ruangan.
Debu perlahan mulai pudar, terlihat sosok seperti perempuan namun berbadan besar seperti raksasa. Mukanya hancur disertai mulut yang sobek hingga ketelinga, rambutnya putih pucat disertai beberapa percik darah.
Sosok itu berjalan mendekati Ulfah, mukanya terlihat sangat pucat. Sosok itu berjalan rada membungkuk. Pakaian putih panjang terdapat banyak darah yang masih segar. Kuku tangan nya sangat panjang hingga menyentuh lantai.
Ia berhenti tepat di depan Ulfah dan Alex.
Sosok itu membuka mulutnya sangat lebar, hingga terlihat bagian dalam kerongkongan nya.
Perasaan ku mengatakan bahwa ini sangat buruk. “Lari Ulfah!!” aku berusaha menyadarkan Ulfah yang terdiam di depan makhluk itu. badan ku tidak bisa digerakkan karena dingin nya suhu di ruangan ini.
*Splash!
Makhluk itu mendorong Ulfah dan Alex ke lantai hingga tersungkur.
*Crunch crunch crunch
“Tidak!! Hentikan!! Sakit!! Sakit sekali!!!” Makhluk itu memakan Ulfah dengan rakusnya
“Tidak!!! Sakit sekali!!! Nala tolong!! Tolong aku!!” Aku tidak kuat melihat badan mungil Ulfah di makan dengan rakusnya. Aku bisa melihat dadanya yang sobek akibat taring dari makhluk itu. Daging segar serta darah merah muncrat keluar dari tubuh Ulfah dan makhluk itu menghirup dengan rakusnya.
“Tidak… ! Tidak..!! Hentikan semua ini” tanpa tersadar batin ku menjadi melemah, melihat kematian rekan ku satu persatu. Mataku tidak bisa membuang pandangan saat Ulfah di makan monster itu.
“Aku yakin ini tidak benar! Iya benar! Ini semua hanya mimpi!” Batin dan mental ku berusaha menenangkan otak yang kini mulai rusak.
“ini bukan mimpi, setelah melihat kematian rekan mu kau masih saja membohongi dirimu..! Dasar munafik!!”
Suara anak perempuan menggema di telinga ku, munafik!? Apa yang munafik!?
“Keluar!! Keluar kau!!” Aku tidak bisa mengendalikan diriku lagi, kata kata gadis itu membuat diriku menggila. Tubuhku terasa panas, seakan terbakar dari dalam.
Pandangan ku mulai kabur dan semuanya menjadi merah. Aku mulai melihat kuku tangan ku menjadi panjang dan rambut pendek ku menjadi sangat panjang.
“Nala maaf kan aku” suara yang sangat lembut membelai telinga ku dengan sangat lembut.
“Bruk
Sesuatu membentur Tengku belakang ku, pandangan ku menjadi gelap.
“Ibu… ayah… aku takut"
BERSAMBUNG...
Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!