Sabtu, 09 Desember 2017

My Diary Part 5


Sinopsis : 
Bella seorang gadis pintar nan cantik namun harus mati secara misterius di sebuah kamar mandi dalam rumah nya. Alex, Ulfah, Nala, beserta pak tomi merasa ganjil dengan kematian Bella. Mereka yakin Bella mati bukan karena kecelakaan, tapi lebih ke pada pembunuhan. Dengan bermodalkan tekad mereka akhirnya menerobos rumah tua Bella yang sudah di segel garis polisi, bisakah mereka mengungkapkan kebenaran yang terjadi?
Penulis Cerita : Yogitama Kaisar Akbar
PART tayang : Selasa, Kamis, sabtu (20:00)

“ukh… dimana ini??” Aku terbangun dari mimpi buruk ini, mencoba mencari sisa dari kesadaran ku.

Kulihat sekeliling, tempat yang sekilas mirip dengan kamar tidur di hiasi bercak darah yang tergores di dinding. Pojok ruangan terdapat genangan air yang mengeluarkan bau menyengat seperti Mayat yang tak di makam kan selama beberapa abad. Sementara, di dalam lemari.. aku tidak mau mengetahui nya.

“ Nala, kau sudah sadar?”

Pria yang memanggil ku itu adalah pak Tomi, ia sedang mendorong lemari ke arah satu satunya jalan keluar kami.

“Ok sudah..!” Pak Tomi mengeluarkan sebuah jimat yang terdapat tulisan yang sama sekali tak ku mengerti.

“Ok ini ambil, dan tempelkan di bagian perut mu.”

Ia lalu menyodorkan sebuah kertas bergambar hewan yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

“anu.. pak Tomi, apa yang sebenarnya terjadi?”

“Jadi kau tidak sadar?”

“Iya”

Pak Tomi berusaha membuat mukanya tidak terlalu tegang dan memutuskan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

“Jadi… sebenarnya buku, rumah ini, orang tua Bella dan Bella sendiri saling berhubungan.”

*Deg sebuah perasaan yang sangat menyeramkan masuk kedalam diriku seolah merenggut jantung yang sedang bekerja.

“Nala! Sadar! Kuatkan diri mu!”

Seolah tersadar akan semua ilusi ini, pak Tomi berusaha menguatkan mental ku.

“T-terima kasih pak..”

“Tidak apa” ia menghirup nafas dan mencoba mengeluarkan sarung tangan.

“Jadi bisa kita lanjutkan?”

“Iya”

Sekali lagi, entah sudah berapa kali ia menghirup nafas. Dan aku sangat heran, mengapa pak Tomi bisa menghirup nafas dengan leganya sedangkan ruangan ini penuh dengan bau bangkai. Aku tidak mempedulikan itu, saat ini aku harus percaya padanya.

“Pertama serahkan buku itu padaku” ia menjulurkan tangan yang sudah di lapisi sarung tangan bewarna hitam berbahan dasar kulit.

“Baik pak”

Aku menyerahkan buku diary itu, buku yang usang dan basah. Terdapat bercak noda darah yang sudah mengering di bagian belakang buku itu sehingga membuat aura negatif terus memancar.

Saat tangan pak Tomi dan buku itu melakukan kontak..*prank sebuah cahaya menyilaukan keluar, bagai Sambaran petir yang sangat besar.

“Gahk…!” Aku terlempar beberapa meter hingga akhirnya mendarat di bagian punggung dinding.

“Ukh…” sambil menahan rasa sakit, aku menguatkan diri dan menghampiri pak Tomi.

Sekilas aku tidak bisa mendengar suara pak Tomi, ku kira pendengaran ku pecah akibat ledakan itu. Namun, aku salah.

“Pak! Pak!! Bertahan!!”

Kulihat tubuh pak Tomi hancur bagai tertimpa batu besar, tangan yang melakukan kontak dengan buku itu pecah hingga bahu. Sobek dan sayatan seperti ledakan dari dalam tangan nya terlihat mengerikan, darah terus bercucuran dari berbagai luka yang ia dapatkan.

“Pak! Pak Tomi!! Bertahan pak!!” Aku berusaha menghentikan pendarahan yang terus keluar, tetapi alat medis sangat tipis disini.

“Pak! Jangan mati pak!! Pak!! Nala ga mau sendiri pak!!”

Aku berusaha mengeluarkan semua yang kubisa. Tak terelakkan air mataku mengalir deras. Pak Tomi, satu satunya orang yang menyelamatkan ku.

“Pak! Jangan mati! Pak to-”

Tiba tiba tangan kiri pak Tomi menyentuh bibirku, “sst.. jangan berisik Nala, nanti monster itu mengetahui posisi kita.”

“Pak! Bertahan pak!”

“Sst… waktu ku sudah tidak banyak. Tetapi, aku dapat kunci untuk menjawab semua misteri ini.”

“Apa itu pak?” Aku tidak bisa menahan tangis yang terus menghujat bagai jarum.

“Kemari lah…”

Aku mendekati dan menyimak apa yang ingin dia sampaikan.

“Bu..ku.. itu.. bel..la..” dengan hembusan nafas pak Tomi menutup mata dan hidupnya, wajah nya terlihat sangat puas seperti tidak ada penyesalan dalam hidupnya.

“Hah!? Pak! Pak!!”

Aku sudah tak tahu harus berbuat apa, aku sudah kehilangan semua orang yang aku sayangi.

*Bruagh!!

Sebuah ledakan yang besar membuat ku terpental hingga membentur ukiran tiang tempat tidur, pintu yang semula terhalang kini hancur berkeping keping.

Pandangan ku menjadi buram dan kabur, samar sama ku melihat sosok yang memakan teman teman ku. Terlihat jelas darah segar yang mengalir di mulut nya.

“K-Kau!!!” Sebuah ledakan emosi meluap dari dalam hatiku, aku sudah tidak bisa memaafkan makhluk itu.

Makhluk itu merangkak menuju pak Tomi yang tergeletak beberapa meter di depan ku.

“HENTIKAN!!!”

Aku menghampiri makhluk itu dengan sekuat tenaga, berusaha untuk memusnahkan makhluk itu. Walaupun ku tahu itu mustahil.

“DASAR SIALAAAN!!! MENJAUH LAH DARI PAK TOMI!!!”

*Crack!

“Guhagh…!” Sebuah hantaman besar mengenai badanku, aku bisa mendengar suara tulang rusuk yang parah akibat hantaman itu. Dengan tepisan tangan ia membuat ku terpental terlihat sangat mudah.

“H-Hentikan..”

Seperti mendengar kata kata terakhir ku, monster itu tersenyum dengan sangat lebar, matanya yang merah dan mengeluarkan nanah tertatap tajam ke arah ku. Ia lalu menusuk pak Tomi dengan ekor nya.

“H-Hentikan…! Hentikan!!!”

Di Sertai teriakan ku, monster itu melahap pak Tomi dengan rakus nya.

“WOAAAAA!!! AKAN KU BUNUH KAU!!! AKAN KU KU BUNUB KAU SEKARANG JUGA!!!”

Amarah ku tak bisa tertahan lagi, ia mulai memuncak dan mengambil alih tubuh dan pikiran ku.

Sesaat aku melihat tangan ku mengkerut dan kuku ku meruncing tajam. Pandangan ku menjadi merah dan perlahan lenyap.

“kau harus tanggung jawab!! Akan kubunuh kau!! Semua perbuatan mu harus di balas dengan kematian mu!!!”

Gelap, semuanya menjadi gelap.

BERSAMBUNG...

Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!