Sabtu, 02 Desember 2017

Terror di sekolah Part 3

Sinopsis : 
Di suatu sekolah yang awalnya damai nan asri, terjadi pembantaian dimana mana, dan masih menjadi misteri siapa pembunuh mereka yang sebenarnya, hari demi hari, satu demi satu korban berjatuhan, dan mirisnya mereka terbunuh dengan mengenaskan.
Penulis Cerita : Andri Diah Susanto
SEMUA PART TERSEDIA  
Hari ini tak ada pelajaran, semua di tersibukan dengan misteri kematian beberapa orang yang masih belum terpecahkan. Aku mulai berfikir, siapa dalang di balik semua ini. Setelah di pikir-pikir. Pelakuknya pasti seorang yang tidak memiliki hati. Membunuh dengan kepala yang terpenggal dan isi perut yang keluar dimana mana. Aku memutuskan untuk ke kantin. Ternyata ada Rendi di sana.

"Hai Ren. Sendirian aja?" Sapa ku.

"Iya nih. Pada sibuk bicarain kejadian tadi tuh. Jadi gabisa makan enak aku nya." Jawabnya sambil melahap makanan.

"Kenapa nggak ikutan ngobrol sama mereka?" Tanyaku

"Tau sendiri kan aku masih baru disini. Akrab juga cuma sama kamu doang hehe..."

Ya.. Rendi emang pemalu, pendiAm, tapi sangat cerdas.

"Yauda.. Kamu mau pesen apa, biar Aku traktir nih.." Tawar ku ke Rendi

"Pesen bakso sama es jeruk aja. Tapi aku bayar sendiri..." Jelas nya.

"Oke deh..." Jawabku sembari kami memesan makanan.

Setelah bercakap-cakap dan makan, kami memutuskan untuk ambil tas di kelas karena siswa sudah dipulangkan lebih awal.

"Aku ambil tasmu sekalian ya. Kamu tunggu di parkiran aja" Tawarku yang kemudian di balas dengan anggukan Rendi.

Saat ku mengambil tas, tas Rendi masih terbuka rupanya. Aku menemukan sebilah pisau disana, yang terbungkus dan ada beberapa bercak darah. Aku merasakan kejanggalan disini.

"Untuk apa Rendi membawa pisau ke sekolah" Guman ku.

Aku berhenti berpikir, aku menutup tas nya dan memutuskan untuk pergi ke lokasi parkiran.

Setelah tiba di sana. Aku ingin menanyakan soal pisau tadi. Namun ku urungkan karena dia kelihatan nya bergegas mau pulang.

Singkat cerita, ke esokan paginya sekolah terasa sepi. Meski banyak orang lalu lalang disini,
namun aku merasa ada yang berbeda. Aku lihat Rendi ada di lorong sedang memainkan handphone nya.

"Hai Ren. Sendirian aja?" Sapa ku.

"Eh iya Ndre. Hehee." Jawabnya senyum terkejut.

"Kenapa kaget gitu. Aku bukan hantu kok haha." Canda ku yang di barengi oleh tawa Rendi.

"Dah. Masuk yuk Ndre. Sudah mau mulai nih jam pelajaran nya. Sekarang pelajaran guru killer lagi nih." Ajak Rendi sambil gerutu kecilnya.

"Hahaha. Yuk deh."

*Kring-kring-kring

Bel masuk pun berdering, pelajaran di mulai seperti biasanya. Belum lama pelajaran di mulai
Terdengar sebuah teriakan dari lorong sekolah. Semua panik dan keluar kelas untuk memeriksa yang terjadi.

"Aaaaa!!!..." Teriakan beberapa murid yang masuk ruang perpustakaan.

Terkejut aku melihat, Bu Fitri, penjaga perpustakaan itu tewas. Anehnya, korban mati seperti kematian korban sebelumnya, Ibu Fitri mati dengan kepala di penggal dan isi perut yang keluar kemana mana
Darah segar membanjiri ruang perpustakaan.

"Bb.. Bagaimana bisa ini?" Ucap seorang yang tak lain adalah kepala sekolah.

"Siapa yang berani lakulan hal se keji ini!!!" Teriak kesal seorang guru lain.

Aku mulai berpikir bodoh dan mengira bahwa Rendi yang melakukan ini, karena sebelumnya dia berada di lorong sekolah dan sedang memainkan HP.

"Ahh tidak mungkin. Bodohnya aku! mana mungkin dia! dia ajah orang yang pendiam!" Pikirku kesal dan bingung.

Mana mungkin dia berani membunuh guru disini." Guman ku dalam hati.

Terlihat salah satu dari seorang guru hendak pergi berlari untuk menghubungi kantor polisi.

Saat aku sampai di ruang guru.

"Aaahhhh......." Terdengar teriakan dari arah ruang XI IPA-3

Semua bergegas ke lokasi.

"Arghh!!! apa-apaan ini, ini kan guru yang ingin melaporkan masalah tadi, dan sekarang giliran dia yang tewas!" Pikir ku dengan tubuh gemetar dan kulit memucat.

Aku sangat kesal. Ternyata guru yang hendak menelpon polisi tadi pun juga tewas terbunuh dengan cara yang sama.

"Sebelum ini tak pernah ada kejadian seperti ini. Kenapa akhir-akhir ini ada sekolah di landa terror sekeji ini? Siapa di balik semua ini?!" Gerutu kesal seorang murid.

"Sial. Rendi kemana. Kok ga keliatan dari tadi." Gumanku mengalihkan pandangan dan berpikir jika Rendi yang melakukan ini.

"Hai Ndre." Sapa Rendi.

"Dari mana aja kamu Ren.??" Tanyaku dan melihat matanya.

"Hehe.. Sakit perut, jadi bolak-balik ke kamar mandi." Jawabnya cengengesan.

Ku lihat ada beberapa bercak darah di sepatunya. Firasat ku mulai memuncak kalau yang melakukan hal sekeji ini adalah Rendi. Walau dia anak yang pendiam, aku berpikir kalau dialah yang paling aneh di antara murid-murid lainnya.

"Emm Ndre. Ada apa kok pada keluar? Jam kosong kah? Gurunya rapat?" Tanya Rendi basa basi.

"Ehh Ren. Tadi ada 2 guru yang di bunuh. Tapi ga ada yang tau siapa pembunuhnya.." Terang ku, dan menunggu pembicaraan darinya.

"Eh yang teriakan tadi? Jadi dimana sekarang yang di bunuh? Terus kenapa dia di bunuh?" Tanya Rendi.

"Di ruang perpustakan dan di kelas XI IPA-3" Jawabku

Jam sekolah pun berlalu. Bel pulang pun berbunyi, dan semua pun berhamburan pulang termasuk aku.

"Ren pulang yuk." Ajak ku sengaja untuk memata-matai'nya,

Walau aku agak takut, aku tetap dan harus memata-matainya.

"Em. Masih ada sedikit tugas aku, kamu pulang aja duluan." Jawab nya dengan nada agak aneh.

"Tidak salah lagi, pasti dia pelakunya!" Pikir ku dalam hati. Namun aku tetap tidak ingin menuduhnya tanpa bukti yang jelas.

"Yaudah Ren. Aku pulang dulu. Bye"

"Oke Ndre." Jawabnya.

Keesokan harinya sekolah di gegerkan dengan 6 murid yang tewas di gantung dalam kelas XI IPA-1
Dan anehnya semua yang tergantung disana semuanya murid XI IPA-3

"Hah. Apa-apan ini? Makin gila nih sekolah. Lama lama habis nih isi sekolah" Kesal ku dan takut dan ingin memutuskan pindah sekolah."

BERSAMBUNG...

Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!