Selasa, 05 Desember 2017

My Diary Part 4


Sinopsis : 
Bella seorang gadis pintar nan cantik namun harus mati secara misterius di sebuah kamar mandi dalam rumah nya. Alex, Ulfah, Nala, beserta pak tomi merasa ganjil dengan kematian Bella. Mereka yakin Bella mati bukan karena kecelakaan, tapi lebih ke pada pembunuhan. Dengan bermodalkan tekad mereka akhirnya menerobos rumah tua Bella yang sudah di segel garis polisi, bisakah mereka mengungkapkan kebenaran yang terjadi?
Penulis Cerita : Yogitama Kaisar Akbar
PART tayang : Selasa, Kamis, sabtu (20:00)

Sejak saat itu aku terus di hantui oleh teror yang terus mengancam. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, hingga suatu hari ia mendapatkan ku.

Saat itu waktu menunjukan tengah malam. Aku terbangun karena panggilan alam yang sangat tidak tertahankan. Satu satu nya cara adalah pergi memenuhi panggilan itu, dengan kata lain menuju kamar mandi.

Letak nya di dalam dekat ruang penyimpanan keluarga sebelah kamar mandi terkutuk itu. Ingin rasanya ku melupakan semua dan melanjutkan cerita kisah perjuangan ku di malam hari. Namun, aku kalah.

Dengan memberanikan diri aku melangkahkan kaki ku, melihat setiap sudut ruang makan yang kondisi nya sangat gelap. Semenjak teror  itu mulai menyerang, entah mengapa kondisi keluarga ku mulai menurun, Mulai dari sektor keuangan hingga kesehatan. Akibatnya ayah memutuskan untuk berhemat. Mematikan seluruh listrik di malam hari merupakan salah satu penghematan yang sebenarnya sangat merugikan diriku. Setiap malam teror itu semakin sering mendatangiku. Setiap minggu, tiap hari, tiap jam, tiap detik bahkan setiap tetes kehidupan ku ia terus saja mengganggu.

Hal itu membuat ku menjadi gila, aku tak tahu apa yang seharusnya ku perbuat.

Setelah melewati beberapa ronde kematian, akhirnya aku berhasil menembus rasa takut yang terus mengalir. Namun, selang beberapa detik setelah aku keluar “ bella... bella.. bella..” suara anak perempuan dengan tangisan yang amat pilu terus menerus memanggilku.

Aku bisa merasakan sejumlah teror yang terus menghantuiku hingga saat ini. Namun, panggilan suara ini sangatlah berbeda. Seakan malaikat maut datang menghampiri, panggilan suara itu seperti menggerogoti jiwa ku sedikit demi sedikit.

Tangisan dan panggilan itu mulai berubah-ubah dari anak kecil, orang tua, nenek-nenek, hingga suara yang sudah tak bisa aku kenali sama sekali. “BeLla.. kAu.. hArUS mEMbaYar seMuAnya..!!” suara itu menggema di seluruh ruangan ini.

Seluruh jiwa ku serasa mau lepas, kakiku sudah tidak kuat menahan beban diriku ini. Ingin sekali aku menjatuhkan diri ini, tapi aku tak bisa membiarkan diri ku jatuh di tengah teror yang menghancurkan jiwa ini.
“membayar apa!? Apa yang telah ku perbuat!!” jiwa dan akal ku sudah tidak bisa mengkontrol perkataan ku. Aku tak tahu tidak ada gunanya.

“siapa sebenarnya kalian!?”

Lalu suara itu menghilang tanpa jejak. Suasan di ruangan ini kembali menjadi sunyi, tak ada satu pun tanda kehidupan kecuali diriku ini. Dengan secepat kilat aku melangkahkan kaki menuju kamar orang tua ku. Namun, aku terlalu naif.

*bruk!!

Akses keluar ku... berakhir sudah.

“Tidak!! Aku tidak mau mati disini!”

“buka pintunya!! Tolong buka pintunya!!”

Suasana sepi berubah mendingin seketika. Embun dingin tipis memenuhi ruangan, di balik embun tebal tergambar sesosok makhluk berambut panjang berbadan besar.

“Tidak!! Buka pintunya!! Ayah!! Ibu!!”

*wush

Sesuatu yang sangat besar menimpah diriku, mulutku seakan terkunci tak bersuara.

“mhhmmmm!!!!”

Samar-samar ku melihat sosok yang meninpah ku, terlihat seperti perempuan tetapi ¼ mukanya hancur seperti habis dimakan makhluk buas. Mulutnya sobek hingga ketelinga sehingga kau bisa melihat deretan gigi taring yang bercorak darah.

“AkHiRNya!!!”

Teriakan makhluk itu menggambarkan kebencian yang sangat dalam,

“hmhmhmhm!!!” Aku berusaha lepas, tetapi tidak bisa.

Makhluk tersenyum dan mulai membuka semua mulutnya, terlihat belatung dan kelabang keluar merayap dari mulutnya. Bagian kepala yang sobek mulai mengeluarkan otak yang sudah membusuk dan mengandung banyak nanah. Rambutnya di penuhi darah. Dan aku baru menyadari, kepala nya terputar 180 derajat.

“SeKarAnG... mAtI!”

Tidak!! aku tidak mau mati!!

Aku terus merontak agar bisa terlepas, tetapi makhluk itu terlalu berat. Belatung belatung itu mulai menjalar di dalam baju ku. Aku bisa merasakan mereka berjalan dan mulai menggorogoti sedikit demi sedikit dagingku.

Makhluk itu membuka mulutnya sangat lebar, lalu keluar kepala anjing yang hancur seperti tergilas mobil. Kepala anjing itu terlihat kelaparan, dan makhluk sedikit demi sedikit mendekati wajahku.

“tidak!! Aku tidak mau!! Ibu!! Ayah!! Tolong aku!!”

Kepala anjing itu semakin dekat, erangan nafas disertai nanah yang muncrat keluar dari lidah nya.

“tidak! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!!”

*crush! Nyom! Nyom!

BERSAMBUNG...

Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!